Sabar : fokus, meningkatkan semangat, menjaga pikiran & perasaan positif, kreatifitas yang terus menerus ditengah situasi yang kurang menguntungkan, mencari solusi jalan keluar pemasalahan dengan cara-cara terbaik, tenang dan berakhir menyenangkan.
Selama ini sabar lebih terkenal dalam bentuk pasif, lemah, menunggu, berdiam diri, menutup mulut, tidak mengambil tindakan apapun, mundur ke belakang, menghindar, melarikan diri dan lain-lain. Sabar lebih sering digunakan saat seseorang berada dalam kondisi mengalami kemalangan, menghadapi kemarahan seseorang.
Sabar jarang digunakan ketika seseorang sedang aktif mengejar mimpi, ketika seseorang sedang membangun usahanya atau ketika Anda sedang memperjuangkan kebaikan-kebaikan. Pernahkah Anda mendengar seorang anak yang sedang ujian dinasehati orang tuanya dengan kalimat, ‘Nak, terus belajar dan tetap sabar ya’.
Orang yang sedang berusaha merubah pikiran negatif menjadi pikiran positif adalah yang paling tepat mendapat nasehat sabar. Ketika seseorang mendapat musibah diaharapkan mampu segera mereframe pikiran/perasaan buruknya menjadi pikiran/perasaan yang lebih baik.
Kesabaran yang bagaimana yang bisa mengundang maghnet keajaiban?
- Kesabaran yang yakin bahwa kesabaran akan memperpendek waktu datangnya keajaiban, disinilah relativitas terhadap waktu berlaku. Semakin Anda sabar dan teguh dalam suasana positif semakin pendek waktu yang Anda butuhkan
- Kesabaran dalam perasaan dan pikiran positif’, inilah sebenar2nya letak kalimat kesabaran, sabar dalam mempertahankan maghnet keajaiban.
- Gunakanlah kalimat sabar berdampingan dengan kata berani, misalnya, saat seseorang sedang membangun bisnis, katakanlah, ‘Anda harus berani dan sabar dalam mengambil resiko bisnis’, karena hanya orang-orang dengan tingkat keberanian dan keyakinan tinggilah yang mampu menjaga kesabarannya.
Ilustrasi : ada salah seorang rekan yang mendapat musibah kecelakaan, mobilnya dirusak oleh seseorang tak dikenal, lalu ketika dinasehati untuk sabar, dia menjawab dengan hati yang sangat marah dan dendam, ‘Ya pastilah sabar, mau gimana lagi?’ seolah sabar adalah pilihan terakhir yang dilakukan dengan perasaan terpaksa, seolah sabar adalah kondisi yang sangat lemah yang sama sekali tidak ada kebaikannya. Tak berapa lama dia mendapat musibah yang sama di lokasi yang sama untuk kedua kali, lalu rekan ini diajak untuk mendoakan si pelaku agar diberi kebaikan-kebaikan bukannya malah menyirami kemarahan hatinya. Kemalangan inipun tak lagi berlanjut.
Sabar ternyata bukan sikap pasif: menunggu. Sabar itu suatu sikap pro-aktif, mencermati situasi yang dihadapi untuk melihat peluang berbuat baik dan memberiikan sumbangan sesegera mungkin. Sabar itu sebuah sikap kreatif dalam kebersamaan. Melakukan tindakan kreatif sendiri jauh lebih mudah, daripada menciptakan tindakan kreatif bersama. Karena dalam kebersamaan, kelompok atau tim, tindakan kreatif mestinya merupakan simfoni yang harmonis.
Kesabaran berarti suatu kombinasi sikap mental yang terfokus pada tujuan perubahan yang terukur, kegigihan dalam berjuang, dan persistent (tekun). Saya disadarkan lagi: sabar itu bukan kata sifat, melainkan kata kerja, bahkan kata kerja kreatif penuh daya imajinasi!
Kesabaran berlawanan dengan sikap menyalahkan, egois, reaktif karena sabar dalam memahami hikmah positif dan merasa positif lebih mampu mengundang keajaiban.